Kamis, 02 Desember 2010

Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah "melakukanya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada seorang senima ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.

Ciri-Ciri Seorang Pemimpin :

Kebanyakan orang masih cenderung mengatakan bahwa pemimipin yang efektif mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu yang sangat penting misalnya, kharisma, pandangan ke depan, daya persuasi, dan intensitas. Dan memang, apabila kita berpikir tentang pemimpin yang heroik seperti Napoleon, Washington, Lincoln, Churcill, Sukarno, Jenderal Sudirman, dan sebagainya kita harus mengakui bahwa sifat-sifat seperti itu melekat pada diri mereka dan telah mereka manfaatkan untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan.

Kepemimpinan Yang Efektif

Barangkali pandangan pesimistis tentang keahlian-keahlian kepemimpinan ini telah menyebabkan munculnya ratusan buku yang membahas kepemimpinan. Terdapat nasehat tentang siapa yang harus ditiru (Attila the Hun), apa yang harus diraih (kedamaian jiwa), apa yang harus dipelajari (kegagalan), apa yang harus diperjuangkan (karisma), perlu tidaknya pendelegasian (kadang-kadang), perlu tidaknya berkolaborasi (mungkin), pemimpin-pemimpin rahasia Amerika (wanita), kualitas-kualitas pribadi dari kepemimpinan (integritas), bagaimana meraih kredibilitas (bisa dipercaya), bagaimana menjadi pemimipin yang otentik (temukan pemimpin dalam diri anda), dan sembilan hukum alam kepemimpinan (jangan tanya). Terdapat lebih dari 3000 buku yang judulnya mengandung kata pemimipin (leader). Bagaimana menjadi pemimpin yang efektif tidak perlu diulas oleh sebuah buku. Guru manajeman terkenal, Peter Drucker, menjawabnya hanya dengan beberapa kalimat: "pondasi dari kepemimpinan yang efektif adalah berpikir berdasar misi organisasi, mendefinisikannya dan menegakkannya, secara jelas dan nyata.

Kepemimpinan Karismatik

Max Weber, seorang sosiolog, adalah ilmuan pertama yang membahas kepemimpinan karismatik. Lebih dari seabad yang lalu, ia mendefinisikan karisma (yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti "anugerah") sebagai "suatu sifat tertentu dari seseorang, yang membedakan mereka dari orang kebanyakan dan biasanya dipandang sebagai kemampuan atau kualitas supernatural, manusia super, atau paling tidak daya-daya istimewa. Kemampuan-kemampuan ini tidak dimiliki oleh orang biasa, tetapi dianggap sebagai kekuatan yang bersumber dari yang Ilahi, dan berdasarkan hal ini seseorang kemudian dianggap sebagai seorang pemimpin.



Sifat-sifat Kepemimpinan

* Ya Wijina

Artinya bijaksana dalam menghadapi berbagai macam kesukaran, sehingga akhirnya selalu berhasil menciptakan ketentraman. Mengambil hikmah dari setiap masalah.

* Ya Matriwira

Artinya pembela negara yang berani tiada tara (bela diri, bela bangsa, bela negara).

* Wicaksareng karsa

Artinya bijaksana dalam segala tindakan. Kebijaksanaannya senantiasa terpancar dalam setiap perhitungan dan tindakan, baik ketika menghadapi lawan maupun kawan, bangsawan maupun rakyat.

* Natangwan

Artinya memperoleh kepercayaan karena rasa tanggung jawabnya yang besar dan selalu menjunjung tinggi kepercayaan yang dilimpahkan padanya.

* Satya Bhakti Aprabhu

Artinya bersifat setia dengan hati tulus ikhlas kepada negara. Setia dan bakti telah mendarah daging dalam hidupnya, sehingga segenap pikiran dan tenaganya dilimpahkan unutk mewujudkan kebesaran negara.

* Wagni Wak

Artinya pandai berpidato dan berdiplomasi mempertahankan atau meyakinkan sesuatu.

* Sarjawopasama

Artinya murah hati, berbudi pekerti baik, berhati emas, bermuka manis dan penyabar. Sifat ini pada umumnya ditemukan pada ahli-ahli politik serta diplomat ulung.

* Tan Halana

Artinya selalu tampak gembira walaupun dalam dirinya sedang gundah atau terluka.

* Dhirotsaka

Artinya terus-menerus bekerja rajin dan sungguh-sungguh.

* Dwiyacitta

Artinya mau mendengarkan pendapat orang lain dan mau bermusyawarah.

* Tan Satrisna

Artinya tidak mempunyai pamrih pribadi untuk menikmati kesenangan yang bersifat gairah dan birahi.

* Sih Samstabhuana

Artinya menyayangi seluruh dunia serta alam semesta

* Ginong Praditira

Artinya selalu mengerjakan yang baik dan membuang yang buruk serta selaluu mawas diri.

* Sumantri

Artinya menjadi ksatri yang jujur, baik dan santun.

* Anarsaken Musuh

Artinya bertindak memusnahkan lawan, tetapi senantiasa manjalankan politik kasih sayang, namun tak gentar menghadapi musuh yang mengganggu kedaulatan dan integritas negara.

Setiap pemimpin suatu daerah, baik dari komunitas yang terkecil hingga yang terbesar, sangat perlu mempunyai salah satu dari kelimabelas sifat pemimpin di atas. Tidak akan bisa mempunyai semua sifat, tidak akan menjadi baik jika memaksa mempunyai semua sifat, baik jika mempunyai beberapa, dan beruntunglah rakyat yang mempunyai pemimpin seperti itu.

Jumat, 19 November 2010

Motivasi Diri

Kemampuan seseorang dalam hal motivasi adalah berbeda-beda, kemampuan ini pula yang terjadi pada keadaan psikologis seseorang ketika mendapatkan suatu hal yang membuat seorang itu termotivasi, Menurut Robbins (2001:166) menyatakan definisi dari motivasi yaitu kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi beberapa kebutuhan individual.
Motivasi dalam kerja berpikir seseorang individu mempunyai cadangan energi potensial, bagaimana energi ini dilepaskan dan dikembangkan tergantung pada kekuatan atau dorongan motivasi individu dan situasi serta peluang yang tersedia.
Kebutuhan Motivasi dalam psikologis saya adalah kebutuhan akan prestasi dan kebutuhan akan persahabatan.
Menurut McClelland Kebutuhan akan prestasi merupakan dorongan untuk mengungguli, berprestasi sehubungan dengan seperangkat standar, bergulat untuk sukses. Kebutuhan ini pada hirarki Maslow terletak antara kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan akan aktualisasi diri. dalam hal ini ciri-ciri inidividu yang menunjukkan orientasi tinggi antara lain bersedia menerima resiko yang relatif tinggi, keinginan untuk mendapatkan umpan balik tentang hasil kerja mereka, keinginan mendapatkan tanggung jawab pemecahan masalah.
n-ACH adalah motivasi untuk berprestasi , karena itu saya akan berusaha untuk mencapai prestasi tertinggi ,pencapaian tujuan tersebut bersifat realistis tetapi menantang, dan kemajuan dalam mengejar suatu prestasi.
Menurut McClelland Kebutuhan akan persahabatan adalah hasrat untuk berhubungan antar pribadi yang ramah dan akrab. Individu merefleksikan keinginan untuk mempunyai hubungan yang erat, kooperatif dan penuh sikap persahabatan dengan pihak lain. Individu yang mempunyai kebutuhan afiliasi yang tinggi umumnya berhasil dalam pekerjaan yang memerlukan interaksi sosial yang tinggi.
McClelland mengatakan bahwa kebanyakan orang memiliki kombinasi karakteristik tersebut, akibatnya akan mempengaruhi perilaku dalam bekerja atau mengelola organisasi.
Dalam hal ini motivasi sangat penting bagi saya untuk mencapai semua hal yang kita inginkan., akan tetapi dalam hal ini Spiritual pun penting untuk mengatur kerja psikologis kita dalam mengambi sebuah tindakan. jika suatu tindakan tidak dibarengi dengan hal yang menyangkut dengan spiritual, suatu tindakan itu tidak akan berjalan baik dengan hal yang menyangkut dengan tujuan kita.

Teori Motivasi McClealland,Maslow dan Mc Gregor.

Pengertian Motivasi

Motivasi merupakan akibat dari interaksi seseorang dengan situasi tertentu yang dihadapi. Menurut Robbins (2001:166) menyatakan definisi dari motivasi yaitu kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi beberapa kebutuhan individual.

Teori Motivasi McClelland
David McClelland memelopori motivasi kerja berpikir, mengembangkan pencapaian berbasis teori dan model motivasi, dan dipromosikan dalam perbaikan metode penilaian karyawan, serta advokasi berbasis kompetensi penilaian dan tes. Ide nya telah diadopsi secara luas di berbagai organisasi, dan berkaitan erat dengan teori Frederick Herzberg.

David McClelland dikenal menjelaskan tiga jenis motivasi, yang diidentifikasi dalam buku ”The Achieving Society”:
1. Motivasi untuk berprestasi (n-ACH)
2. Motivasi untuk berkuasa (n-pow)
3. Motivasi untuk berafiliasi/bersahabat (n-affil)

Model Kebutuhan Berbasis Motivasi McClelland
David McClelland (Robbins, 2001 : 173) dalam teorinya Mc.Clelland’s Achievment Motivation Theory atau teori motivasi prestasi McClelland juga digunakan untuk mendukung hipotesa yang akan dikemukakan dalam penelitian ini. Dalam teorinya McClelland mengemukakan bahwa individu mempunyai cadangan energi potensial, bagaimana energi ini dilepaskan dan dikembangkan tergantung pada kekuatan atau dorongan motivasi individu dan situasi serta peluang yang tersedia.
Teori ini memfokuskan pada tiga kebutuhan yaitu kebutuhan akan prestasi (achiefment), kebutuhan kekuasaan (power), dan kebutuhan afiliasi.
Model motivasi ini ditemukan diberbagai lini organisasi, baik staf maupun manajer. Beberapa karyawan memiliki karakter yang merupakan perpaduan dari model motivasi tersebut.

A. Kebutuhan akan prestasi (n-ACH)
Kebutuhan akan prestasi merupakan dorongan untuk mengungguli, berprestasi sehubungan dengan seperangkat standar, bergulat untuk sukses. Kebutuhan ini pada hirarki Maslow terletak antara kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan akan aktualisasi diri. Ciri-ciri inidividu yang menunjukkan orientasi tinggi antara lain bersedia menerima resiko yang relatif tinggi, keinginan untuk mendapatkan umpan balik tentang hasil kerja mereka, keinginan mendapatkan tanggung jawab pemecahan masalah.
n-ACH adalah motivasi untuk berprestasi , karena itu karyawan akan berusaha mencapai prestasi tertingginya, pencapaian tujuan tersebut bersifat realistis tetapi menantang, dan kemajuan dalam pekerjaan. Karyawan perlu mendapat umpan balik dari lingkungannya sebagai bentuk pengakuan terhadap prestasinya tersebut.

B. Kebutuhan akan kekuasaan (n-pow)
Kebutuhan akan kekuasaan adalah kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dalam suatu cara dimana orang-orang itu tanpa dipaksa tidak akan berperilaku demikian atau suatu bentuk ekspresi dari individu untuk mengendalikan dan mempengaruhi orang lain. Kebutuhan ini pada teori Maslow terletak antara kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri. McClelland menyatakan bahwa kebutuhan akan kekuasaan sangat berhubungan dengan kebutuhan untuk mencapai suatu posisi kepemimpinan.
n-pow adalah motivasi terhadap kekuasaan. Karyawan memiliki motivasi untuk berpengaruh terhadap lingkungannya, memiliki karakter kuat untuk memimpin dan memiliki ide-ide untuk menang. Ada juga motivasi untuk peningkatan status dan prestise pribadi.

C. Kebutuhan untuk berafiliasi atau bersahabat (n-affil)
Kebutuhan akan Afiliasi adalah hasrat untuk berhubungan antar pribadi yang ramah dan akrab. Individu merefleksikan keinginan untuk mempunyai hubungan yang erat, kooperatif dan penuh sikap persahabatan dengan pihak lain. Individu yang mempunyai kebutuhan afiliasi yang tinggi umumnya berhasil dalam pekerjaan yang memerlukan interaksi sosial yang tinggi.
McClelland mengatakan bahwa kebanyakan orang memiliki kombinasi karakteristik tersebut, akibatnya akan mempengaruhi perilaku karyawan dalam bekerja atau mengelola organisasi.
Karakteristik dan sikap motivasi prestasi ala Mcclelland:
a). Pencapaian adalah lebih penting daripada materi
b). Mencapai tujuan atau tugas memberikan kepuasan pribadi
yang lebih besar daripada menerima pujian atau pengakuan.
c). Umpan balik sangat penting, karena merupakan ukuran sukses
(umpan balik yang diandalkan, kuantitatif dan faktual).

Teori Motivasi dari Abraham Maslow.
Penjelasan menurut Abraham Maslow mengacu pada lima kebutuhan pokok yang disusun secara hirarkis. Tata lima tingkatan motivasi secara secara hierarkis ini adalah :
1. Kebutuhan yang bersifat fisiologis (lahiriyah). Manifestasi kebutuhan ini terlihat dalam tiga hal pokok, sandang, pangan dan papan.
2. Kebutuhan keamanan dan ke-selamatan kerja (Safety Needs) Kebutuhan ini mengarah kepada rasa keamanan, ketentraman dan jaminan seseorang dalam kedudukannya, jabatan-nya, wewenangnya dan tanggung jawabnya
3. Kebutuhan sosial (Social Needs). Kebutuhan akan kasih sayang dan bersahabat (kerjasama) dalam kelompok kerja atau antar kelompok. Kebutuhan akan diikutsertakan, mening-katkan relasi dengan pihak-pihak yang diperlukan dan tumbuhnya rasa kebersamaan termasuk adanya sense of belonging dalam organisasi.
4. Kebutuhan akan prestasi (Esteem Needs). Kebutuhan akan kedudukan dan promosi dibidang kepegawaian. Kebutuhan akan simbul-simbul dalam statusnya se¬seorang serta prestise yang ditampilkannya.
5. Kebutuhan mempertinggi kapisitas kerja (Self actualization). Setiap orang ingin mengembangkan kapasitas kerjanya dengan baik. Hal ini merupakan kebutuhan untuk mewujudkan segala kemampuan (kebolehannya) dan seringkali nampak pada hal-hal yang sesuai untuk mencapai citra dan cita diri seseorang.

Teori Maslow tentang motivasi secara mutlak menunjukkan perwujudan diri sebagai pemenuhan (pemuasan) kebutuhan yang bercirikan pertumbuhan dan pengembangan individu. Perilaku yang ditimbulkannya dapat dimotivasikan oleh manajer dan diarahkan sebagai subjek-subjek yang berperan. Dorongan yang dirangsang ataupun tidak, harus tumbuh sebagai subjek yang memenuhi kebutuhannya masing-masing yang harus dicapainya dan sekaligus selaku subjek yang mencapai hasil untuk sasaran-sasaran organisasi.

TEORI MOTIVASI DOUGLAS MCGREGOR
Orang-orang bijak pernah berkata bahwa ada dua jenis manusia di dunia ini: orang membedakan orang lain dalam golongan tertentu dan orang yang sebaliknya. Douglas McGregor menyajikan nuansa baru dengan mengemukakan dua jenis manajer: manajer teori X dan manajer teori Y.

Teori X
McGregor mengatakan bahwa pimpinan dengan teori X memiliki keyakinan semua orang di dunia ini pada dasarnya suka bermalas-malasan. Mereka tidak layak dipercaya dan harus diawasi terus-menerus dengan ketat. Mereka mau bekerja hanya demi uang semata. Motto seorang pimpinan teori X berbunyi: “Saya dibayar untuk berpikir. Anda mendapat bayaran untuk bekerja. Dan saya akan menggunakan kedudukan kedudukan saya di atas anda untuk memastikan anda benar-benar mengerjakannya”.

Teori Y
Menurut McGregor, pimpinan teori Y mempunyai keyakinan yang berlawanan dengan para pimpinan teori X. Manajer seperti ini berkeyakinan bahwa orang bekerja karena benar-benar menginginkan sesuatu yang lebih dari sekedar uang semata. Mereka berhak memperoleh kepercayaan. Mereka mampu mengatur dirinya sendiri. Mereka tidak membutuhkan orang lain untuk memaksa mereka setiap saat. Seorang pimpinan teori Y menghargai orang lain dengan keyakinan bahwa mereka dapat bekerja bahkan lebih dari yang mereka kira sanggup mereka kerjakan. Untuk beberapa pegawai, khususnya mereka kurang percaya diri atau merekatakut mencobamengembangkan sayap, kepercayaan itu dapat menjadi salah satu motivasi yang hebat dan penghargaan paling membanggakan bagi mereka. Motto seorang pimpinan teori Y berbunyi: “Kita digaji untuk berpikir dan bekerja bersama-sama”.

Selasa, 19 Oktober 2010

DDR1

Perkembangan RAM
RAM adalah singkatan dari Random Access Memory. Sebuah bagian dari sistem komputer yang sangat penting. Tidak hanya pada komputer PC maupun notebook saja yang membutuhkan RAM, PDA dan banyak perangkat elektronik lain pun ikut membutuhkan bagian ini.


Dan untuk setiap peralatan memiliki tingkat kebutuhan yang berbeda-beda. Misalkan saja sebuah komputer yang masih menggunakan operating system lama contohnya Windows 98, maka RAM yang dibutuhkan tidak akan sebesar komputer yang menggunakan Windows XP sebagai operating system-nya.

Selain operating system, aplikasi yang dijalankan pun sangat bergantung kepada RAM. Semakin berat aplikasi yang akan dijalankan, maka bobot RAM akan semakin besar. Karena pada RAM-lah untuk sementara aplikasi atau data yang tengah Anda akses tersimpan.

Sedangkan untuk membeli sebuah RAM, bukan bobot saja yang akan menjadi pertimbangan utama. Tapi juga ada aspek lain yang tidak kalah pentingnya harus ikut dipikirkan. Seperti kecepatan, tipe, jenis soket, dan motherboard yang digunakan.

Karena saat ini, selain setiap aplikasi memiliki kebutuhan sistem yang berbeda-beda, kehadiran RAM pun sudah sangat beragam. Sedangkan harganya semakin hari semakin terjangkau. Teknologi yang ada pada RAM pun terus berkembang. Mulai ditemukannya DDR, sistem dual-channel,DDR2,dll.

Belum lagi kecepatannya yang juga semakin lama semakin cepat. Dari hanya 66 MHz sampai kini telah mencapai 600 MHz. Begitu pula dengan kapasitas. Sepuluh tahun yang lalu RAM 8 MB masih sangat mudah ditemukan, tetapi sekarang RAM ini sangat sulit ditemui. Para penjual perangkat komputer lebih banyak menawarkan RAM dengan memory minimal 128 MB per kepingnya. Betapa langkah yang sangat jauh telah dilalui RAM dalam perkembangannya.

Perkembangan RAM




Pada tahun 2000, DDR-SDRAM diperkenalkan. RAM ini merupakan inovasi daripada SDRAM di mana ia menjanjikan DDR yang kali pertama muncul, memang memiliki clock speed yang sama dengan SDRAM yaitu 100 MHz, tetapi meskipun sama kecepatan pengantaran datanya

jauh lebih besar DDR. Hal ini disebabkan dalam satu putarannya DDR melakukan sekaligus dua pekerjaan (pengoperasionalan). Berbeda pada SDRAM yang hanya melakukan satu pengoperasionalan. Hasilnya: pada DDR dengan clock speed 100 MHz, data yang dihasilkan dapat mencapai 2,1 GB/det. Nilai inilah yang menjadi alasan mengapa DDR ini disebut DDR dengan tipe PC2100.

Sampai saat ini, nilai maksimal yang diakui oleh The JEDEC Solid State Technology Association, sebuah asosiasi yang bertanggung jawab tentang standar memory ini adalah nilai yang dimiliki oleh DDR400 PC3200, yaitu 3,2 GB/det. Padahal saat ini ada beberapa produsen RAM yang menawarkan RAM dengan kecepatan yang jauh lebih besar lagi. Seperti Corsair, Kingston, Mushkin, dan beberapa produsen lainnya sudah ada yang berani menawarkan DDR dengan tipe PC3700 dan PC4000 yang masing-masing sanggup menghantarkan data dengan kecepatan 3,7 GB/det dan 4 GB/det. Sayangnya, DDR ini masih sulit dicari di pasaran, khususnya di Indonesia.

DDR dengan kecepatan tinggi tersebut sangat cocok digunakan untuk kebutuhan-kebutuhan para gamers dan untuk para pengguna yang sangat sering menggunakan sistem overclock. Karena DDR dengan kecepatan tinggi ini mampu menangani pengoperasian yang membutuhkan panas tinggi, seperti penerapan overclocking.

Rabu, 13 Oktober 2010

KONFLIK

Dalam interaksi dan interelasi sosial antar individu atau antar kelompok, konflik sebenarnya merupakan hal alamiah. Dahulu konflik dianggap sebagai gejala atau fenomena yang tidak wajar dan berakibat negatif, tetapi sekarang konflik dianggap sebagai gejala yang wajar yang dapat berakibat negatif maupun positif tergantung bagaimana cara mengelolanya. (Jika Anda ingin mendapatkan slide presentasi yang bagus tentang management skills dan personal development,

Dari pandangan baru dapat kita lihat bahwa pimpinan atau manajer tidak hanya wajib menekan dan memecahkan konflik yang terjadi, tetapi juga wajib untuk mengelola/memanaj konflik sehingga aspek-aspek yang membahayakan dapat dihindari dan ditekan seminimal mungkin, dan aspek-aspek yang menguntungkan dikembangkan semaksimal mungkin.

Penyebab Konflik
Konflik di dalam organisasi dapat disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:

A. Faktor Manusia
1. Ditimbulkan oleh atasan, terutama karena gaya kepemimpinannya.
2. Personil yang mempertahankan peraturan-peraturan secara kaku.
3. Timbul karena ciri-ciri kepriba-dian individual, antara lain sikap egoistis, temperamental, sikap fanatik, dan sikap otoriter.

B. Faktor Organisasi
1. Persaingan dalam menggunakan sumberdaya.
Apabila sumberdaya baik berupa uang, material, atau sarana lainnya terbatas atau dibatasi, maka dapat timbul persaingan dalam penggunaannya. Ini merupakan potensi terjadinya konflik antar unit/departemen dalam suatu organisasi.

2. Perbedaan tujuan antar unit-unit organisasi.
Tiap-tiap unit dalam organisasi mempunyai spesialisasi dalam fungsi, tugas, dan bidangnya. Perbedaan ini sering mengarah pada konflik minat antar unit tersebut. Misalnya, unit penjualan menginginkan harga yang relatif rendah dengan tujuan untuk lebih menarik konsumen, sementara unit produksi menginginkan harga yang tinggi dengan tujuan untuk memajukan perusahaan.

3. Interdependensi tugas.
Konflik terjadi karena adanya saling ketergantungan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Kelompok yang satu tidak dapat bekerja karena menunggu hasil kerja dari kelompok lainnya.

4. Perbedaan nilai dan persepsi.
Suatu kelompok tertentu mempunyai persepsi yang negatif, karena merasa mendapat perlakuan yang tidak “adil”. Para manajer yang relatif muda memiliki presepsi bahwa mereka mendapat tugas-tugas yang cukup berat, rutin dan rumit, sedangkan para manajer senior men¬dapat tugas yang ringan dan sederhana.

5. Kekaburan yurisdiksional. Konflik terjadi karena batas-batas aturan tidak jelas, yaitu adanya tanggung jawab yang tumpang tindih.

6. Masalah “status”. Konflik dapat terjadi karena suatu unit/departemen mencoba memperbaiki dan meningkatkan status, sedangkan unit/departemen yang lain menganggap sebagai sesuatu yang mengancam posisinya dalam status hirarki organisasi.

7. Hambatan komunikasi. Hambatan komunikasi, baik dalam perencanaan, pengawasan, koordinasi bahkan kepemimpinan dapat menimbulkan konflik antar unit/ departemen. (Jika Anda ingin mendapatkan slide presentasi yang bagus tentang management skills dan personal development, silakan KLIK DISINI ).

Akibat-akibat Konflik

Konflik dapat berakibat negatif maupun positif tergantung pada cara mengelola konflik tersebut.
Akibat negatif
• Menghambat komunikasi.
• Mengganggu kohesi (keeratan hubungan).
• Mengganggu kerjasama atau “team work”.
• Mengganggu proses produksi, bahkan dapat menurunkan produksi.
• Menumbuhkan ketidakpuasan terhadap pekerjaan.
• Individu atau personil menga-lami tekanan (stress), mengganggu konsentrasi, menimbulkan kecemasan, mangkir, menarik diri, frustrasi, dan apatisme.

Akibat Positif dari konflik:

• Membuat organisasi tetap hidup dan harmonis.
• Berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan.
• Melakukan adaptasi, sehingga dapat terjadi perubahan dan per-baikan dalam sistem dan prosedur, mekanisme, program, bahkan tujuan organisasi.
• Memunculkan keputusan-keputusan yang bersifat inovatif.
• Memunculkan persepsi yang lebih kritis terhadap perbedaan pendapat.

Cara atau Taktik Mengatasi Konflik

Mengatasi dan menyelesaikan suatu konflik bukanlah suatu yang sederhana. Cepat-tidaknya suatu konflik dapat diatasi tergantung pada kesediaan dan keterbukaan pihak-pihak yang bersengketa untuk menyelesaikan konflik, berat ringannya bobot atau tingkat konflik tersebut serta kemampuan campur tangan (intervensi) pihak ketiga yang turut berusaha mengatasi konflik yang muncul.

Diatasi oleh pihak-pihak yang bersengketa:
Rujuk: Merupakan suatu usaha pendekatan dan hasrat untuk kerja-sama dan menjalani hubungan yang lebih baik, demi kepentingan bersama.

Persuasi: Usaha mengubah po-sisi pihak lain, dengan menunjukkan kerugian yang mungkin timbul, dengan bukti faktual serta dengan menunjukkan bahwa usul kita menguntungkan dan konsisten dengan norma dan standar keadilan yang berlaku.

Tawar-menawar: Suatu penyelesaian yang dapat diterima kedua pihak, dengan saling mempertukarkan konsesi yang dapat diterima. Dalam cara ini dapat digunakan komunikasi tidak langsung, tanpa mengemukakan janji secara eksplisit.

Pemecahan masalah terpadu: Usaha menyelesaikan masalah dengan memadukan kebutuhan kedua pihak. Proses pertukaran informasi, fakta, perasaan, dan kebutuhan berlangsung secara terbuka dan jujur. Menimbulkan rasa saling percaya dengan merumuskan alternatif pemecahan secara bersama de¬ngan keuntungan yang berimbang bagi kedua pihak.

Penarikan diri: Suatu penyelesaian masalah, yaitu salah satu atau kedua pihak menarik diri dari hubungan. Cara ini efektif apabila dalam tugas kedua pihak tidak perlu berinteraksi dan tidak efektif apabila tugas saling bergantung satu sama lain.

Pemaksaan dan penekanan: Cara ini memaksa dan menekan pihak lain agar menyerah; akan lebih efektif bila salah satu pihak mempunyai wewenang formal atas pihak lain. Apabila tidak terdapat perbedaan wewenang, dapat dipergunakan ancaman atau bentuk-bentuk intimidasi lainnya. Cara ini sering kurang efektif karena salah satu pihak hams mengalah dan menyerah secara terpaksa.

Intervensi (campur tangan) pihak ketiga:

Apabila fihak yang bersengketa tidak bersedia berunding atau usaha kedua pihak menemui jalan buntu, maka pihak ketiga dapat dilibatkan dalam penyelesaian konflik.

Arbitrase (arbitration): Pihak ketiga mendengarkan keluhan kedua pihak dan berfungsi sebagai “hakim” yang mencari pemecahan mengikat. Cara ini mungkin tidak menguntungkan kedua pihak secara sama, tetapi dianggap lebih baik daripada terjadi muncul perilaku saling agresi atau tindakan destruktif.

Penengahan (mediation): Menggunakan mediator yang diundang untuk menengahi sengketa. Mediator dapat membantu mengumpulkan fakta, menjalin komunikasi yang terputus, menjernihkan dan memperjelas masalah serta mela-pangkan jalan untuk pemecahan masalah secara terpadu. Efektivitas penengahan tergantung juga pada bakat dan ciri perilaku mediator.

Konsultasi: Tujuannya untuk memperbaiki hubungan antar kedua pihak serta mengembangkan kemampuan mereka sendiri untuk menyelesaikan konflik. Konsultan tidak mempunyai wewenang untuk memutuskan dan tidak berusaha untuk menengahi. la menggunakan berbagai teknik untuk meningkatkan persepsi dan kesadaran bahwa tingkah laku kedua pihak terganggu dan tidak berfungsi, sehingga menghambat proses penyelesaian masalah yang menjadi pokok sengketa.

Hal-hal yang Perlu Diperhati-kan Dalam Mengatasi Konflik:
1. Ciptakan sistem dan pelaksanaan komunikasi yang efektif.
2. Cegahlah konflik yang destruktif sebelum terjadi.
3. Tetapkan peraturan dan prosedur yang baku terutama yang menyangkut hak karyawan.
4. Atasan mempunyai peranan penting dalam menyelesaikan konflik yang muncul.
5. Ciptakanlah iklim dan suasana kerja yang harmonis.
6. Bentuklah team work dan kerja-sama yang baik antar kelompok/ unit kerja.
7. Semua pihak hendaknya sadar bahwa semua unit/eselon merupakan mata rantai organisasi yang saling mendukung, jangan ada yang merasa paling hebat.
8. Bina dan kembangkan rasa solidaritas, toleransi, dan saling pengertian antar unit/departemen/ eselon.

Sumber : http://rajapresentasi.com/2009/05/manajemen-konflik-cara-mengelola-konflik-secara-efektif/

Senin, 04 Oktober 2010

Struktur Organisasi

Pengertian organisasi

Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Pengertian Pengorganisasian.

Seperti telah diuraikan sebelumnya tentang Manajemen, Pengorganisasian adalah merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi.

Pengertian Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi).Menurut saya ada beberapa faktor yang mempengaruhi sebuah organisasi dapat berjalan dengan baik,yaitu :


- Management

Management menyangkut bagaimana kita mengatur & mengolah sumber daya perusahaan agar dapat dimanfaatkan sebesar - besarnya
demi kepentingan anggotanya.

- System

Manajemen yang baik memerlukan sistem yang dapat menunjang berjalannya operasional perusahaan.

- Human Resources ( Sumber Daya Manusia )

Manajemen atau System tidak akan berjalan dengan baik jikalau sumber daya manusia tidak dapat mendukungnya. Untuk itu
diperlukan tenaga professional yang dapat mendukung berjalannya sebuah organisasi.

- Teknologi Informasi

Seperti kita ketahui perkembangan teknologi informasi sudah menjadi salah satu komponen penting dalam organisasi.Baik itu
dalam menunjang operasional perusahaan ataupun sebagai lembaga pembelajaran anggotanya yang mungkin kita kenal sekarang dengan
istilah e-learning organization bahkan knowledge-based organization.

Baik organisasi waralaba ataupun non waralaba sama-sama membutuhkan penanganan yang professional agar tujuan & cita-cita
perusahaan dapat tercapai.Merevisi diri mungkin kata yang tepat agar arah tujuan organisasi selalu dapat diperbaharui.

Penanganan organisasi non waralaba mungkin berbeda jauh dalam hal pelaksanaannya karena diperlukan kesadaran dari
anggotanya.Dalam menjalankan organisasi non waralaba ada 2 faktor yang mungkin perlu dipertimbangkan

- Dana Operasional

Seperti kita ketahui setiap kegiatan organisasi hampir-hampir tidak pernah terlepas dengan apa yang disebut dana. Tanpa
dana hampir mustahil sebuah kegiatan organisasi dapat dilaksanakan.

- Sumber Daya Manusia

Kerelaan dari anggota untuk menjadi tenaga operasional sangat diperlukan baik itu untuk menjalankan kegiatan sehari - hari
ataupun kegiatan organisasi yang bersifat eksidental.
Selain daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.



Sabtu, 17 April 2010

TUJUAN HIDUP

karena kita percaya kepada Tuhan YME. Maka kita dijaga dengan kuasa Nya supaya kita menerima keselamatan yang siap dinyatakan pada akhir zaman nanti.
Bagi mereka yang tidak mempercayai adanya Tuhan, yakni orang Ateis, hanya yakin terhadap materi yang terindera. Menurut mereka sesuatu itu ada jika terdeteksi oleh indera, jika tidak maka ia adalah fiksi. Alam semesta beserta isinya bagi mereka terjadi begitu saja kebetulan yang indah. Dan manusia tidak ubahnya bagai binatang dan tumbuhan, hidup dalam jangkau waktu tertentu kemudian mati.
Menurut Alquran, segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi, termasuk manusia, hidup didalam naungan hidayah yang terbentuk secara fitri, yang mengantarkannya kepada Allah. Dari titik tolak inilah Islam berusaha menggiring pemahaman umat manusia untuk tidak menjadikan dunia ini, sebagai persinggahan terakhir, namun sebagai starting point untuk menuju kehidupan selanjutnya yang abadi dan hakiki, akhirat!

Sabtu, 27 Februari 2010

IQ , EQ , dan SQ

Manusia memiliki beberapa potensi yaitu EQ, IQ dan SQ.

1. IQ (Intellectual Quotients) Kecerdasan Intelektual

IQ adalah kemampuan kita untuk mengolah dan berfikir kognitif yang terukur dengan angka maupun nilai ukur sejak kita di bangku sekolah hingga kuliah,. Kecerdasan inilah merupakan kemampuan yang diolah pada otak sebelah kiri kita. Bagaimana dengan otak sebelah kanan?
Itulah yg menjadi pertanyaan, mengapa IQ harus diimbangi dengan potensi diri yang lain. IQ merupakan potensi genetik yang terbentuk saat lahir dan menjadi
mantap pada usia tertentu saat pra-pubertas, dan sesudah itu tidak
dapat lagi dikembangkan atau ditingkatkan.


2. EQ (Emotional Quotients) Kecerdasan Emosional

EQ berdasarkan hasil penelitian para neurolog dan psikolog, Goleman (1995) menyimpulkan bahwa setiap manusia memiliki 2 potensi pikiran, yaitu pikiran rasional dan pikiran emosional.
Kecerdasan emosional mencakup pengendalian diri, semangat, dan ketekunan, serta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustrasi, kesanggupan untuk mengendalikan dorongan hati dan emosi, tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, untuk memelihara hubungan dengan sebaik-baiknya, kemampuan untuk menyelesaikan konflik, serta untuk memimpin diri dan lingkungan sekitarnya.


3. SQ (Spiritual Quotients) Kecerdasan Spiritual

Merupakan kemampuan kita untuk berahlak mulia dan mengenal siapa diri kita dan Tuhan kita. Jadi SQ bukan hanya kemampuan menjalankan shalat atau membaca Al-Qur’an semata, tapi bagaimana semua ibadah yang kita laksanakan dapat dimaknai dan diaplikasikan dalam kehidupan kita, artinya bagaimana perilaku kita adalah merupakan cerminan dari ibadah yang telah kita laksanakan. Sehingga kita menjadi manusia yang dicintai oleh Tuhan dan mahluk-Nya. Dan berikut adalah ciri - ciri orang yang memiliki SQ tinggi :
  1. Berkamampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaannya
  2. Cenderung untuk memandang segala hal itu berkaitan (holistik)
  3. Mampu untuk bersikap fleksibel (secara aktif dan spontan)
  4. Cenderung untuk bertanya “bagaimana jika?” atau “mengapa?” ketika mencari jawaban yang paling mendasar
  5. Memiliki tingkatkesadaran yang tinggi
  6. Memiliki kualitas hidup yang didasari dari visi dannilai-nilai
  7. Merupakan pemimpin yang bertanggungjawab serta berpengabdian
  8. Mampu untuk menghadapi dan melewati rasa takut
  9. Menghindari hal-hal yang dapat menyebabkan kerugian yang tidak perlu

Perlu diakui bahwa IQ, EQ dan SQ adalah perangkat yang bekerja dalam satu kesatuan sistem yang saling terkait di dalam diri kita, sehingga tak mungkin juga kita pisah-pisahkan fungsinya. Berhubungan dengan orang lain tetap membutuhkan otak dan keyakinan sama halnya dengan keyakinan yang tetap membutuhkan otak dan perasaan.

Jumat, 26 Februari 2010

Partisipasi politik

Secara singkat dapat dikatakn bahwa konsep partisipasi politik (political participation) biasanya dipahami sebagai keikutsertaan warga negara dalam proses-proses politik secara sukarela. Kata warga negara disini menunjuk individu atau mungkin kelompok-kelompok di dalam masyarakat dan tidak hanya orang-orang yang duduk dalam lembaga-lembaga resmi seperti anggota parlemen, jaksa, atau hakim. Sedangkan keikutsertaan dalam proses-proses politik pada dasarnya adalah upaya memberikan tanggapan, saran, atau mengemukakan aspirasi atau tuntutan berkenaan dengan penjatahan sumber daya publik. Partisipasi politik memiliki karakter pokok, yakni keikutsertaan didasarkan pada prinsip sukarela bukan paksaan.


Partisipasi politik sudah tentu tidak hanya terbatas pada konteks pemilihan. Aktif mencari informasi mengenai berbagai persoalan berkenaan dengan politik, menulis surat pembaca disebuah surat kabar atau majalah berisi penilaian-penilaian atau mungkin saran-saran mengenai berbagai persoalan mendatangi pejabat lokal untuk menyampaikan saran-saran atau pertimbangan-pertimbangan, dan menulis petisi untuk memperjuangkan tuntutan-tuntutan merupakan pertisipasi politik konvensional lain yang sering dijumpai dalam kehidupan politik demokratis.

Dalam arti non-konvensional partisipasi politik mencakup berbagai kegiatan yang cenderung melibatkan orang banyak dalam suatu bentuk kelompok masa dan kadang kala disertai dengan perlanggaran tertib hukum dan kekerasan. Mengkoordinasikan aksi pemogokan dikalangan buruh untuk menuntuk kenaikan upah, perbaikan kondisi kerja, peningkatan jaminan sosial, misalnya merupakan partisipasi politik non-konvensional. Aksi mogok sampai tingkat tertentu dapat diterima sacara luas, apabila tidak disertai dengan aksi-aksi kekerasan dan pengrusakan. Begitu juga, aksi protes dengan cara berpawai dengan membawa spanduk dan poster menyampaikan berbagai tuntutan seperti penurunana harga-harga ataupun tarif, pengadilan yang sungguh-sungguh terhadap tersangka tindak pidana korupsi, dan pemberian sanksi hukum yang seberat-beratnya bagi orang-orang yang terbukti memproduksi, medistribusikan, dan menggunakan narkotika. Aksi-aksi demontrasi yang disertai dengan kekerasan seperti penculikan, penyanderaan dan pengrusakan biasanya ditolak sebagai saluran komunikasi politik dengan saluran khusus oleh masyarakat pada umumnya.

Penting untuk ditegaskan bahwa dalam kondisi normal, maka partisipasi politik pada umumnya dikaitkan dengan upaya-upaya untuk mengartikulasikan kepentingan, tuntutan, dan aspirasi-aspirasi sesuai ketentuan peraturan serta norma-norma yang berlaku dalam konteks masyarakat demokrasi. Dalam situasi abnormal, kondisi yang ada dapat berbeda jauh, termasuk melewati batas-batas peraturan dan norma-norma. Aksi protes yang dilancarkan oleh para guru di istana presiden sambil menggelar spanduk dan berorasi menyampaikan tuntutan supaya janji mengalokasikan 20% APBN untuk pendidikan segera direalisasi merupakan bentuk partisipasi politik yang non-

Pengaruh Sosial Sistem Komunikasi

Sistem komunikasi pada dasarnya mencerminkan sistem pengawasan sosial yang mengatur hubungan antar manusia dan antar lembaga. Oleh karena itu, untuk melihat perbedaan dalam sistem komunikasi, kita harus memperhatikan sistem kehidupan masyarakat yang menerapkan sistem komunikasi itu.

Idealnya, semua produk media massa dapat berguna bagi masyarakat sebagai alat untuk mengembangkan wawasan yang dijadikan bekal dalam menjalani kehidupannya. Beragam masalah disajikan oleh media massa, mulai dari masalah politik, ekonomi, sosial, hokum hingga budaya. Setiap media massa yang ada juga mengharapkan dapat memenuhi keingintahuan masyarakat terhadap suatu peristiwa atau pendapat dengan bidang masalah yang disajikan tersebut.

Berita sebagai suatu bentuk informasi dan keterangan mengenai suatu peristiwa atau isi pernyataan manusia, sudah menjadi kebutuhan yang tidak bisa dihindari oleh masyarakat.

Sistem komunikasi dibedakan menjadi empat macam antara lain :

  1. Sistem Komunikasi Otoriter

Sistem komunikasi ini mengemukakan bahwa kebenaran bukan berasal dari rakyat akan tetapi berasal dari sekelompok orang yang dianggap bijaksana yang memimpin pengikut-pengikutnya.

Contoh :

Pada Agustus 1962 berdiri sebuah stasiun televisi milik pemerintah , yaitu Televisi Republik Indonesia atau TVRI. Stasiun televisi ini merupakan stasiun televisi pertama dan satu-satunya yang ada di Indonesia pada saat itu.

Penguasa menggunakan media komunikasi ini untuk memberitahu masyarakat tentang kebijaksanaan yang dilaksanakan pemerintah. Masyarakat hanya dapat informasi dan hiburan hanya dari TVRI saja tanpa bisa membandingkan keakuratan informasi yang diberikan dengan yang lain.

  1. Sistem Komunikasi Komunis

Dalam sistem komunikasi komunis dianut sistem bahwa media komunikasi adalah milik negara, bukan swasta. Kebebasan untuk menyatakan pendapat adalah untuk menyatakan sesuatu yang sudah dirumuskan oleh pemerintah, sehingga dampak sosiologis dari komunikasi lebih banyak ditentukan oleh penguasa.

Contoh :

Tahun 1990 muncul stasiun televise swasta pertama di Indonesia bernama Rajawali Citra Televisi atau RCTI. Kemudian stasiun-stasiun televisi swasta lainnya bermunculan seperti TPI, SCTV dan Indosiar.

Akan tetapi pada kenyataannya setiap pukul 19.00, seluruh stasiun televisi swasta wajib menayangkan siaran berita yang berasal dari TVRI selama 30 menit.

Walaupun setiap stasiun televisi swasta sudah punya program berita tapi mereka harus tetap menayangkan program berita yang disiarkan oleh TVRI secara serentak.

  1. Sistem Komunikasi Liberal

Sistem komunikasi liberal menganggap manusia bukan makhluk yang harus dituntun tetapi manusia merupakan makhluk yang berakal dan mampu mebedakan mana yang benar dan mana yang salah. Kebenaran bukan milik penguasa tetapi milik semua orang.

Contoh :

Setelah melalui kesepakatan bersama, stasiun-stasiun televisi swasta mulai menyiarkan program berita yang dikemas sendiri dengan format yang berbeda antara stasiun televisi yang satu dengan yang lainnya.

Kebebasan yang besar pada sistem komunikasi liberal dalam menyajikan berita meberikan ragam menarik untuk masyarakat yang butuh informasi.

  1. Sistem Komunikasi Berdasarkan Tanggung Jawab

Sistem komunikasi pertanggungjawaban sosial merupakan modifikasi dari sistem liberal namun dalam sistem komunikasi ini lebih ditekankan perlunya pertanggungjawaban sosial dari semua kegiatan komunikasi. Maksudnya, setiap kebebasan juga harus disertai tanggung jawab bagi kepentingan masyarakat.

Contoh :

Program berita investigasi yang disiarkan salah satu stasiun televisi mengungkap suatu masalah lebih dalam dan terperinci. Hal ini membuat masyarakat menjadi lebih waspada dan semakin berhati-hati dalam menjalani kehidupannya.

Misalkan berita mengenai makanan yang menggunakan pewarna tekstil atau pakaian. Dalam berita itu diungkapkan bahwa ada beberapa makanan olahan yang pewarnaannya justru menggunakan pewarna pakaian. Setelah itu dijelaskan perbandingan antara makana olahan yang menggunakan pewarna pakaian atau pewarna yang khusus unutk makanan.

Pengaruh Komunikasi Terhadap Proses Terbentuknya Pendapat Umum

Efek atau pengaruh komunikasi terhadap suatu opini public dipengaruhi oleh predisposisi atau pemahaman suatu kelompok individu tentang sesuatu masalah yang sudah mereka miliki sebelumnya. Oleh karena itu sebuah persoalan yang sama sekali baru bagi seseorang relatif akan memberikan pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan persoalan yang telah diketahuinya.

Jika media massa memberikan perhatian pada isyu tertentu dan mengabaikan isyu lainnya maka akan memiliki pengaruh terhadap pendapat umum. Orang akan cenderung ingin mengetahui tentang hal-hal yang diberitakan media massa dan menerima susunan prioritas yang diberikan media massa terhadap isyu-isyu yang berbeda.

Misalnya, dalam merefleksikan apa yang dikatakan oleh para kandidat dalam suatu kampanye pemilu, media massa menentukan mana topik yang penting, seperti stategi apa yang akan digunakan agar memperoleh perhatian dari sebagian besar masyarakat agar masyarakat mau mendukung kandidat itu. Dengan demikian media masa menetapkan agenda kampanye tersebut. Kemampuan untuk mempengaruhi perubahan kognitif individu ini merupakan aspek terpenting dari kekuatan media massa.

Dasar pemikirannya adalah di antara berbagai topik yang dimuat di media massa, topik yang mendapat lebih banyak perhatian dari media akan menjadi lebih akrab bagi pembacanya dan akan dianggap penting dalam suatu periode waktu tertentu. Sebaliknya, bagi topik yang kurang mendapat perhatian media.